Jakarta,
USAHID NEWS - Pekan teduh adalah ajangnya para mahasiswa untuk
beristirahat dan me review materi –
materi dari setiap mata kuliah yang diambil, namun apakah pekan teduh mempunyai
manfaat untuk efektivitas dalam proses belajar mengajar?
Pekan teduh yang berarti waktu tenang
yang didapatkan oleh mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri dan bahan materi yang
akan diujikan dalam ujian tengah semester maupun ujian akhir semester.
Universitas Sahid Jakarta atau yang biasa dikenal dengan USAHID memiliki cara
tersendiri dalam melakukan belajar mengajar.
Seperti halnya yang telah disampaikan oleh Bapak Moch.Sambas, SE
mengenai pekan teduh yang dilaksanakan mulai tanggal 21 – 26 Januari 2013 ini.
Pekan teduh dilakukan menjelang ujian
UAS dikarenakan dosen yang sudah selesai
mengajar hingga 14 kali pertemuan dan waktunya mahsiswa untuk mempersiapkan
diri menjelang UAS. Selain dosen,dan mahasiswa, panitia UAS juga
mempersiapkan untuk ujian,seperti soal –
soal, kelas maupun absensi ujian. Bila ada dosen yang merasa kurang
menyelesaikan pertemuannya hingga 14 kali, maka dosen dapat menggunakan waktu
pekan teduh sebagai kuliah pengganti. Namun disisi lain, Ibu Farah Liza Adnan,
SH, MH salah satu dosen Fakultas Hukum ini kurang setuju dengan adanya kuliah
pengganti di pekan teduh,yang disebabkan bisa mengganggu mahasiswa/i untuk
belajar di rumah.
Dimata mahasiswa/i arti pekan teduh itu
sendiri adalah “Suatu minggu dari senin sampai minggu yang tidak ada
perkuliahan , tidak ada kegiatan di
kampus, dan tidak ada kegiatan organisasi. Kenapa dibilang teduh, karena
digunakan untuk meringankan pikiran . Tidak memikirkan tugas, kuliah, maupun
jadwal dosen yang masuk untuk mengajar atau tidak. Jadi, kita benar – benar
tidak memikirkan itu dan membuat pikiran tenang sebelum UAS” ujar
mahsiswi,Rifka Fitriawan Fakultas Ilmu Komunikasi. Aldiansyah dari Fakultas
Hukum juga menambahkan bahwa pekan teduh ini juga diberikan waktu untuk mengisi
jadwal – jadwal kuliah yang terlewatkan dan masa belajar untuk para
mahasiswa/i.
Selaian itu pula pekan teduh dapat
bermanfaat bagi mahasiswa/i untuk me review bahan – bahan materi perkuliahan
yang telah disampaikan oleh tiap – tiap dosen,jadi mahasiswa/i juga dapat
mempersiapkan diri maupun materi agar mendapatkan IP yang baik. Namun terkadang
ada juga dosen yang menggunakan pekan teduh untuk mengisi materi yang belum
disampaikan kepada mahasiswa/i atau biasa disebut dengan kuliah pengganti. Itu
berarti mahasiswa/i berkurang jadwal pekan teduhnya. “Sebenarnya dalam hal
belajar mengajar bila dilihat dari Universitas lain, ada dosen yang mengajar
kepada mahasiswa/I nya di luar kelas dalam artian diluar lingkungan kampus yang
bisa disebabkan waktunya kurang, lalu dosen bertatap muka dan memberikan tugas
kepada mahasiswa/i nya lalu diadakan absen” ujar Bapak Sambas.
Dalam pelaksanaannya pekan teduh itu
sendiri bila diadakan kuliah pengganti seharusnya dosen itu harus memberikan
materi. Hal itu sudah menjadi standar dalam hal mengajar di Universitas Sahid
Jakarta yang sudah ditetapkan dalam SAP. Namun bila ada dosen yang hanya
melakukan tatap muka tetapi tidak memberikan materi,berarti dosen tersebut
tidak menaati peraturan dan biasanya ada juga mahsiswa/i yang hanya menerima
dengan mentah mentah, dalam artian hanya
terima pertemuan tersebut untuk absensi saja.
Baik Rifka maupun Aldi menggapi kuliah
pengganti yang diadakan di pekan teduh merasakan hal yang berbeda dalam cara
dosen mengajarnya. Dosen yang mengajar di perkuliahan biasa membawakan materinya
dengan santai,begitu juga dengan mahsiswa/i nya, merekapun dapat menagkap
materi – materi kuliah dengan santai pula. Namun berbeda dengan kuliah
pengganti yang diadakan di pekan teduh, seperti dosen yang pembawaannya dalam
memberikan materi lebih serius dna jug amahasiswa/i yang juga ikut menjadi
serius, lebih rajin datang maupun tidak dating terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar