Jumat, 11 Januari 2013

PEKAN TEDUH ?? BERMANFAAT GAK SIH ??


Jakarta,  USAHID NEWS - Pekan teduh adalah ajangnya para mahasiswa untuk beristirahat dan me review materi – materi dari setiap mata kuliah yang diambil, namun apakah pekan teduh mempunyai manfaat untuk efektivitas dalam proses belajar mengajar?


Pekan teduh yang berarti waktu tenang yang didapatkan oleh mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri dan bahan materi yang akan diujikan dalam ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Universitas Sahid Jakarta atau yang biasa dikenal dengan USAHID memiliki cara tersendiri dalam melakukan belajar mengajar.  Seperti halnya yang telah disampaikan oleh Bapak Moch.Sambas, SE mengenai pekan teduh yang dilaksanakan mulai tanggal 21 – 26 Januari 2013 ini.
Pekan teduh dilakukan menjelang ujian UAS dikarenakan  dosen yang sudah selesai mengajar hingga 14 kali pertemuan dan waktunya mahsiswa untuk mempersiapkan diri menjelang UAS. Selain dosen,dan mahasiswa, panitia UAS juga mempersiapkan  untuk ujian,seperti soal – soal, kelas maupun absensi ujian. Bila ada dosen yang merasa kurang menyelesaikan pertemuannya hingga 14 kali, maka dosen dapat menggunakan waktu pekan teduh sebagai kuliah pengganti. Namun disisi lain, Ibu Farah Liza Adnan, SH, MH salah satu dosen Fakultas Hukum ini kurang setuju dengan adanya kuliah pengganti di pekan teduh,yang disebabkan bisa mengganggu mahasiswa/i untuk belajar di rumah.
Dimata mahasiswa/i arti pekan teduh itu sendiri adalah “Suatu minggu dari senin sampai minggu yang tidak ada perkuliahan , tidak ada kegiatan  di kampus, dan tidak ada kegiatan organisasi. Kenapa dibilang teduh, karena digunakan untuk meringankan pikiran . Tidak memikirkan tugas, kuliah, maupun jadwal dosen yang masuk untuk mengajar atau tidak. Jadi, kita benar – benar tidak memikirkan itu dan membuat pikiran tenang sebelum UAS” ujar mahsiswi,Rifka Fitriawan Fakultas Ilmu Komunikasi. Aldiansyah dari Fakultas Hukum juga menambahkan bahwa pekan teduh ini juga diberikan waktu untuk mengisi jadwal – jadwal kuliah yang terlewatkan dan masa belajar untuk para mahasiswa/i.
Selaian itu pula pekan teduh dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i untuk me review bahan – bahan materi perkuliahan yang telah disampaikan oleh tiap – tiap dosen,jadi mahasiswa/i juga dapat mempersiapkan diri maupun materi agar mendapatkan IP yang baik. Namun terkadang ada juga dosen yang menggunakan pekan teduh untuk mengisi materi yang belum disampaikan kepada mahasiswa/i atau biasa disebut dengan kuliah pengganti. Itu berarti mahasiswa/i berkurang jadwal pekan teduhnya. “Sebenarnya dalam hal belajar mengajar bila dilihat dari Universitas lain, ada dosen yang mengajar kepada mahasiswa/I nya di luar kelas dalam artian diluar lingkungan kampus yang bisa disebabkan waktunya kurang, lalu dosen bertatap muka dan memberikan tugas kepada mahasiswa/i nya lalu diadakan absen” ujar Bapak Sambas.

Dalam pelaksanaannya pekan teduh itu sendiri bila diadakan kuliah pengganti seharusnya dosen itu harus memberikan materi. Hal itu sudah menjadi standar dalam hal mengajar di Universitas Sahid Jakarta yang sudah ditetapkan dalam SAP. Namun bila ada dosen yang hanya melakukan tatap muka tetapi tidak memberikan materi,berarti dosen tersebut tidak menaati peraturan dan biasanya ada juga mahsiswa/i yang hanya menerima dengan mentah  mentah, dalam artian hanya terima pertemuan tersebut untuk absensi saja.

Baik Rifka maupun Aldi menggapi kuliah pengganti yang diadakan di pekan teduh merasakan hal yang berbeda dalam cara dosen mengajarnya. Dosen yang mengajar di perkuliahan biasa membawakan materinya dengan santai,begitu juga dengan mahsiswa/i nya, merekapun dapat menagkap materi – materi kuliah dengan santai pula. Namun berbeda dengan kuliah pengganti yang diadakan di pekan teduh, seperti dosen yang pembawaannya dalam memberikan materi lebih serius dna jug amahasiswa/i yang juga ikut menjadi serius, lebih rajin datang maupun tidak dating terlambat.

Seharusnya perkuliahan itu harus berimbang, dalam artian bia sudah ada perjanjian sebelumnya dalam belajar mengajar harus sampai 14 kali pertemuan , maka dosen dan mahasiswa/i pun harus bertatap muka sebanyak 14 kali pertemuan. Namun bila ada pertemuan yang kurang, dapat diganti dihari lain dan kalo bisa diusahakan selain di pekan teduh, karena pekan teduh itu bisa dijadikan minggu tenang bagi mahsiswa/i sebelum melaksanakan ujian/UAS.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar